Jumat, 18 Februari 2011

Sosialisasi Perpustakaan Umum Kota Surabaya








Dalam rangka mendukung Visi Kota Surabaya sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Cerdas, Manusiawi dan berwawasan lingkungan Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya mencanangkan Visi yaitu menjadi sumber informasi dan mencerdaskan masyarakat Kota Surabaya yang selanjutnya dijabarkan pada Misi antara lain :
  • Membina dan mengembangkan Perpustakaan;
  • Membina dan meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan;
  • Melestarikan koleksi sebagai hasil budaya;
  • Meningkatkan jumlah pelayanan perpustakaan;
  • Menyelenggarakan informasi perpustakaan
Untuk merealisasikan Misi tersebut diatas Badan Arsip dan Perpustakaan c/q Bidang Layanan dan Informasi perpustakaan membuat berbagai program salah satu diantaranya wisata buku anak.Dalam manajemen perpustakaan faktor penentu keberhasilannya selain dana adalah Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penanggung jawab dan pelaksana kegiatan Operasional. Untuk itu diharapkan dapat meningkatkan motivasi tenaga / SDM pengelola perpustakaan dalam mengelola perpustakaan sekaligus meningkatkan minat dan budaya Gemar membaca di masyarakat.

DASAR PENYELENGGARAAN
  1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;
  2. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perpustakaan;
  3. Peraturan walikota Surabaya Nomor 90 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Kota Surabaya;
Kami petugas tehnik Perpustakaan Umum Kota Surabaya mengadakan kunjungan sosialisasi karena kami melihat ini harus kami lakukan agar pesan dari Perpustakaan Umum Kota Surabaya tersampaikan dengan cepat dan ini adalah sebagian tugas dari kami sebagai pelayan abdi masyarakat.

Kunjungan sosialisasi ini kami adakan selama 2 kali setiap minggunya,kegiatan ini sangat di dukung oleh ibu Arini Pakistyaningsih SH MM Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ,dan sekolah –sekolah yang telah kami kunjungi rata-rata memberikan respon yang baik.

Respon dan animo dari beberapa kepala sekolah yang kami datangi kami lumayan bagus ,selain karena di tiap sekolah memang sudah ada perpustakaannya,dan yang kami dengar dari salah satu kepala sekolah bahwa anak-anak hampir setiap hari minta tanda tangan kepala sekolah dan stempel dari sekolah mereka agar mereka segera menjadi anggota perpustakaan ,kata kepala sekolah min 3-5 anak tiap hari mengajukan formulir pendaftaran Perpustakaan Umum Kota Surabaya.

Upaya dan sosialisasi ini bila tanpa dukungan berbagai pihak hasilnya akan kurang maksimal ,karena itulah dukungan pihak2 yang berkompeten dalam usaha menggairahkan minat baca masyarakat segera menindaklanjuti usaha ini agar lebih maksimal.

Dalam kunjungan kami ke sekolah -sekolah di sekitar lokasi Perpustakaan Umum Kota Surabaya,kami tentu saja juga memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada Kepala Sekolah tentang kegiatan lain selain WISATA BUKU ANAK yang telah di laksanakan seperti misalnya Bedah Buku,Training,Kelab Penulis Cilik,Kelab Parenting ,Diskusi dll.Kegiatan di buat agar pengunjung mendapatkan banyak pilihan selain membaca buku.

Semoga hasil yang tiada henti dari Perpustakaan Umum Kota Surabaya ini kelak dapat merubah kebiasaan membaca masyarakat Surabaya menjadi lebih baik lagi.

KAWAN……..PERJUANGAN BELUM SELESAI ……

Minggu, 30 Januari 2011

Bedah Buku Ala Komunitas Forum Bedah Buku Suroboyo




Teman-teman dari Komunitas Forum Bedah Buku Suroboyo setiap minggu ke-4 melaksanakan kegiatan membedah buku di Perpustakaan Umum Kota Surabaya, pada awal terbentuknya komunitas ini peserta yang aktif baru lima orang yang terdiri dari teman-teman LSM yang bergerak di bidang pendidikan dan penulis.
Komunitas Forum Bedah Buku Suroboyo mulai bergabung di Perpustakaan Umum Kota Surabaya sejak Desember 2010 dengan kegitan membedah novel berjudul Dewa Ruci  dari penulis Haes yang merupakan sosok penulis dengan idealisme menulis sangat tinggi.

Penulis Dewa Ruci ini sangat mencintai cerita pewayangan karena dari kecil sudah dibiasakan mencintai tokoh pewayangan, hingga saat dewasa penulis ini berusaha mengenalkan tokoh-tokoh pewayangan dengan tujuan para generasi penerus menjadi gemar membaca cerita pewayangan dalam kemasan yang berbeda, karena membaca tokoh pewayangan bagi generasi muda sekarang akan terasa berat kalau tidak dikemas secara ringan. Berawal dari itulah Haes berusaha menciptakan buku pewayangan dengan kemasan yang berbeda dan mudah dimengerti. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh penulis Haes menimbulkan simpati yang mendalam karena ternyata masih ada saja orang muda yang perduli dengan keragaman bangsanya.

Forum Bedah Buku Suroboyo ini buku-buku yang dibedah awalnya adalah buku indie, jadi para penulis yang berkecimpung didalamnya menulis karena idealisme yang tinggi bukan semata mencari keuntungan tetapi lebih kepada memberi manfaat mengenai isi buku yang ditulisnya kepada orang banyak.

Forum Bedah Buku Suroboyo ini para penerbit juga mengambil peranan dalam mendorong penulis untuk lebih berkreatif dan juga harus ada niat untuk membuat sebuah buku yang dapat dinikmati oleh para penikmat buku, tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang.

Banyak orang menulis awalnya karena idealisme tetapi karena tuntutan masyarakat akhirnya buku tersebut diterbitkan, seperti Raditya Dika yang tadinya penulis blogger karena tulisannya sangat konyol dan membuat teman-temannya selalu menantikan isi blogger dari Raditya Dika maka akhirnya oleh penerbit dijadikan sebuah buku. Selain itu, penerbit yang bergabung dalam Forum Bedah Buku Suroboyo berusaha  mendorong penulis untuk berkreasi dan mengemas buku secara menawan.

Pertemuan ke-2 pada 30 Januari 2011 jumlah peserta Forum Bedah Buku Suroboyo meningkat tiga kali lipat, peningkatan ini cukup signifikan karena penikmat bedah buku adalah orang-orang yang suka membaca dan suka berkumpul dengan gaya lesehan. Perpustakaan Umum Kota Surabaya mencoba memfasilitasi dengan menyediakan ruangan yang nyaman. Pada pertemuan kedua ini buku karangan Noviyanto Adji sosok penulis yang juga wartawan dari media Rek Ayo Rek (Merdeka Group. red) mencoba menceritakan perjalanan spritualnya keberbagai tempat, hingga menemukan Sang Khalik.

Membedah buku karya Noviyanto Adji seperti melihat sang penulis berjalan ke arah spiritual, sang penulis yang mempunyai hobi travelling dan mendaki gunung, menemukan berbagai hal yang membuat keimanan dan ketakwaannya bertambah, karena itulah judul buku tersebut “Tuhan di bawah kedua telapak kakiku”.

Perjalanan penulis ke berbagai tempat membuatnya semakin yakin bahwa Sang Khalik memang ada dan harus diimbangi dengan ketakwaan. Disini penulis mencoba bersikap apa adanya sesuai dengan kesederhanaan penulis. Perjalanan ini telah memberi ruang pemahaman bagi sang tokoh tentang satu makna yang tak diperkirakan sebelumnya. Dirinya sadar ternyata menjadi manusia itu tidak gampang. karena hanya cukup menjadi manusi……tanpa huruf ‘A besar’ sebab huruf “A besar “ adalah milik Allah s.w.t. Selain itu, di dalam novel ini ada roman percintaan  dikemas dengan bahasa yang  halus hingga pembaca tidak mengetahui bahwa didalamnya ada kisah percintaan.

Masukan untuk buku “Tuhan di bawah kedua telapak kakiku” dari penerbit, penulis lain, tokoh LSM untuk penulis yang bisa dicatat adalah layak untuk di konsumsi masyarakat, hanya kemasan dan komentar-komentar dari para sahabat harus orang-orang yang dikenal.

Kegiatan Bedah buku yang diadakan setiap Minggu membuat Perpustakaan Umum Kota Surabaya menjadi lebih hidup, karena tidak hanya membedah saja yang didapat, relasi yang bertambah, sumbangan buku dari penulis atau penerbit ini merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Seperti diketahui mengenai Perda no 5 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perpustakaan Pasal 4 yang berbunyi “(1) Setiap penerbit di daerah yang menghasilkan karya cetak wajib menyerahkan karya cetaknya sebanyak 1 (satu) buku setiap judul kepada perpustakaan daerah  dan (2) Tata cara penyerahan karya cetak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),di atur lebih lanjut dengan peraturan Kepala Daerah.”

Pembaca jangan lewatkan acara bedah buku di Perpustakaan Umum Kota Surabaya, adapun infomasinya dapat di lihat di facebook (perpustakaanumumkotasurabaya@gmail), twitter (Surabaya Library) dan blog ( http://surabayapubliclibrary.blogspot.com)

Salam Hangat dari Perpustakaan Umum Kota Surabaya

Sabtu, 29 Januari 2011

Kunjungan BPMTV ke Perpustakaan Umum Kota Surabaya


Ini merupakan Kunjungan pertama kali yang dilakukan semenjak TV e berubah menjadi BPMTV, kali ini yang datang adalah bapak Abu Khaer M.Pd kepala BPMTV yang didampingi Danu Wiratmoko, dan Putut Wijayanto Redaktur Pelaksana majalah VISI terbitan BPMTV. Bapak Putut mengatakan  bahwa ada perubahan yang pesat di Perpustakaan Umum Kota Surabaya, yaitu tidak sebagus sekarang dan senyaman sekarang.

Proses appointment dengan Bapak Abu Khaer M.Pd, ada kira–kira tiga bulan dilakukan tetapi baru terealisasi tanggal 26 januari 2011.

Kami menunjukkan  beberapa ruangan Perpustakaan  Umum kota Surabaya tercinta ini dengan semangat ,seperti ruangan-ruangan di dalam Perpustakaan Umum Kota Surabaya seperti  ruang.anak, ruang dewasa 1, ruang dewasa 2, ruang baca, ruang referensi, ruang audio visual, ruang rapat dan ruang khusus merokok.saya presentasikan juga beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Surabaya,seperti kegiatan-kegiatan  Kelab Penulis Cilik, Kelab Penulis Muda, Kelab Parenting, bedah buku, workshop sepatu lukis, pelatihan internet sehat bermanfaat.

Disampaikan juga bahwa Perpustakaan Umum kota Surabaya sudah kerjasama dengan pihak sekolah Dasar Negeri sekitar Rungkut dengan agenda wisata buku anak setiap hari kamis ,beberapa komunitas baca ,penulis,Forum Bedah Buku Suroboyo bentukan dari teman-teman yang konsen di dunia penulis dan dunia penerbit  yang sangat mengharapkan minat baca masyarakat Surabaya dapat tumbuh . 

Pihak BPMTV sendiri juga yang dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ingin memajukan dunia pendidikan melalui media televisi, berkantor Jalan Diponegoro 148 Surabaya
 
Hasil dari pertemuan itu kemungkinan besarnya adalah kerjasama di bidang kelas penulisan scenario ,dan acara Festival Video Edukasi, karena didalam  Festival Video Edukasi tersebut ada screening, diskusi, dan pemutaran film bermuatan edukasi,saya mengusulkan untuk dilakukan di beberapa tempat agar penikmat fim yang tesebar di beberapa wilayah ini dapat meramaikan acara tersebut,bukankan semakin banyak yang menikmati Festival Video Edukasi ini akan semakin bagus untuk promosi kedepannya, bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi hal  yang di tunggu-tunggu oleh masyarakat dan peserta yang lain, kita boleh bermimpi  dan menjadikan itu sebagai kenyataan.

Kita berharap kerjasama ini dapat segera TERWUJUD mengingat ibu Arini Pakistyaningsih SH,MM Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya sudah memberikan sinyal positif bahwa perpustakaan bukan hanya sebagai tempat  berkumpulnya pengunjung untuk membaca tetapi juga sebagai tempat menimba ilmu pendidikan.

Minggu, 23 Januari 2011

Kegiatan Rutin Setiap Minggu Ke-3 di Perpustakaan Umum Kota Surabaya




Seperti minggu – minggu ,bulan-bulan yang lalu kegiatan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya di warnai dengan beberapa kegiatan, hanya kali ini terasa istimewa karena mba Sofie Beatric pemilik  ASA MEDIA ,seperti kita ketahui  ASA MEDIA merupakan author agency  pendampingan menulis dari menulis sampai event,nah sebelum mengisi acara rutin di Perpustakaan Umum kota Surabaya diwawancarai di Metro TV dalam acara TITIK TENGAH pk 09.30-10.30 berkaitan tentang Kelab Penulisnya  ,dalam acara talkhow di Metro TV tersebut mba Sofie  Beatric selalu adlibs dengan penyebutan bahwa kegiatan kelab penulis cilik dan kelab penulis muda di adakan di Perpustakaan Umum Kota Surabaya Jalan Rungkut asri tengah 5-7 Surabaya depan SMAN 17

Pada hari minggu tanggal 23 januari 2011 Pkl 09.00 peserta Kelab Penulis cilik di dampingi oleh orang tua masing-masing mereka diterima dengan baik oleh kak Evie dan kak Vega  dan tentunya para petugas yang bertugas pada hari itu ,seperti biasa adik-adik penulis harus registrasi ke kak vega dan untuk member Klub Penulis Cilik disediakan tas keren, yang sudah registrasi mereka memasuki ruangan anak dengan gembira tentu dengan di pandu kak Maya di ruang anak  Perpustakaan Umum Kota Surabaya .

Kak Maya juga mengadakan games-games kecil seperti tebak judul agar adik-adik penulis tidak jenuh ,mereka tekun mendengarkan saran-saran dari kak Maya . nah untuk para orang tua agar tidak jenuh menunggu putra-putrinya para petugas  perpustakaan menawarkan formulir agar segera menjadi anggota perpustakaan umum kota Surabaya,wah kegiatan di perpustakaan semakin hidup manakala orang tua nya juga mendapat pelatihan gratis dari Kelab Parenting ,Kak Ronny menerangkan bahwa otak kiri dan kanan harus seimbang karena selama ini yg dikembangkan adalah otak kanan .orang tuanya juga ikutan belajar ya adik-adik.

di samping Kelab  Penulis Cilik ada Kelab  Penulis Muda yang terdiri dari pemula di ruang referensi  dan pemula di ruang rapat,maksudnya pemula referensi adalah yang sdh sampai pada tahap menulis dan diskusi yang langsung di pandu oleh mas Dian penulis dari Sindrom Fatalis gagalitus ,kami memakai ruang referensi  untuk Kelab Penulis Muda ini ,agar diskusi tidak menganggu kenyamanan pengunjung yang lain.oleh kak dian para penulis muda ini diminta untuk  menulis dengan kata-kata yang baik dan menceritakan suasana sekeliling dengan menggambarkan apa yang terjadi,wah ilmu cara menulis ternyata banyak juga.

Seperti misalnya ada pertanyaan dari salah seorang Penulis Muda bagaimana dia bisa menuliskan suatu kejadian kalau dia tidak berada ditempat tersebut,oleh kak dian diberi pengarahan agar tempat yang dimaksud di cari disekitaran rumah penulis,kalau memang tidak ada baru hunting . 

Sesi  terakhir dari kegiatan  di perpustakaan umum kota Surabaya adalah Kelab Penulis Pemula awal yang berada di ruang rapat yang langsung di pandu oleh kak sofie beatric selaku owner Asa Media,wah kali ini sessionnya Kak sofie peminatnya bisa dikatakan luar biasa karena pesertanya dari Madiun,Tuban,Gresik ,kami para petugas Perpustakaan Umum Kota Surabaya sangat meng-apresiasi hal tersebut ,karena mereka benar-benar serius ingin menulis dan begitu ada wadah mereka langsung sambut.

Dengan memakai lcd materi dari mba Sofie Beatric dapat tersampaikan secara jelas dan gamblang karena mba Sofie sendiri juga seorang penulis buku tentang wanita dan EO.

Tentunya menulis juga didasari dengan banyak membaca,karena itu ayo datang keperpustakaan umum kota Surabaya,manfaatkan layanan gratis dari kami.

Rabu, 19 Januari 2011

Kunjungan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) ke Perpustakaan Umum Kota Surabaya



Salam hangat dari Perpustakaan Umum Kota Surabaya

Pada Hari Rabu pagi yang lalu kami menerima kunjungan ibu Trini selaku direktur YPPI,bapak Wahyu dan bapak Ari ke Perpustakaan Umum Kota Surabaya dan disambut oleh Kepala Arsip dan Perpustakaan kota Surabaya Ibu Arini Pakistyaningsih SH,MM ,Kepala Sub bid layanan dan informasi ibu Werdi Angesti ST,MMT dan petugas tekhnik perpustakaan Ibu Evie Suryani S.sos.MM. Dalam kunjungan ini banyak sekali pembicaraan yang sangat menarik untuk dijadikan pegangan untuk YPPI dan perpustakaan-perpustakaan lain dalam membuat program dan kegiatan yang langsung bisa mempengaruhi pertumbuhan minat baca di masyarakat. Salah satu yang menarik adalah terkait ide Ibu Arini yang sangat cerdas yaitu tentang ide beliau untuk dimasukanya Kurikulum Wajib Baca untuk para siswa disekolah-sekolah.

ide ini dianggap mendorong minat baca karena tanpa dibuat kurikulum wajib baca sekalipun yang namanya siswa ya belajar dengan cara MEMBACA. Namun ide ini muncul karena sudah begitu sangat memprihatinkanya anak didik di negeri ini khususnya pelajar tentang kesadaran untuk membaca itu masih sangat rendah. Bahkan kalau perlu bukan hanya untuk siswa tapi juga untuk mahasiswa bahkan diperlukan juga untuk guru dan dosennya.

Secara psikologis, untuk para pelajar dari tingkat TK,SD, SMP, SMA bahkan hingga ke mahasiswa, mereka masih “takut” ketika melanggar aturan dan perintah dari sang guru atau dosen, sehingga diharapkan dengan adanya kurikulum tersebut walaupun berawal dari “pemaksaan” untuk membaca, selanjutnya mereka akan menjadi terbiasa untuk membaca.

Pelaksanaan dan proses dari kurikulum wajib membaca itu misalnya dilakukan dengan cara; Langkah awal sang Guru memberikan materi pelajaran yang referensinya  diambil dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Setelah itu sang guru harus memberikan tugas kepada siswanya dengan cara mewajibkan siswa tersebut untuk membaca buku-buku dan menyediakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang dibuat oleh sang guru. Dengan cara itu secara otomatis siswa dengan sendirinya pasti akan menuruti perintah sang guru untuk membaca buku di perpustakaan.

Namun yang perlu dicatat dan digaris bawahi adalah, perpustakaan juga wajib bertanggungjawab untuk memberikan koleksi-koleksi yang berkwalitas dan bagus-bagus sehingga ketika program ini berlangsung semuanya saling mendukung.

Mungkin sebenarnya masih banyak ide dan solusi cerdas untuk terus memecahkan atas permasalahan rendahnya minat baca di masyarakat kita. Yang lebih penting lagi adalah kesadaran kita untuk terus melakukan aksi nyata dan upaya nyata sehingga minat baca dimasyarakat kita terus meningkat sehingga ending dari semua ini adalah kecerdasan anak bangsa.

Dan pertemuan kali ini membahas tentang bagaimana mendirikan sebuah taman bacaan masyarakat sekaligus petugas tekhnik,ada permintaan dari masyarakat setempat untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat,karena YPPI sendiri juga mengelola Taman Bacaan masyarakat,oleh ibu Arini pihak YPPI disarankan membuat surat permohonan dari RT/RW setempat dan dari pihak YPPI sendiri agar lebih kuat dasar permintaannya.

TOTAL PENGUNJUNG